;

ANGGARAN TRANSISI ENERGI : MENJANGKAU PEMODAL ENERGI HIJAU

Lingkungan Hidup Hairul Rizal 05 Jun 2023 Bisnis Indonesia
ANGGARAN TRANSISI ENERGI : MENJANGKAU PEMODAL ENERGI HIJAU

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memberikan keterangan usai mengikuti rapat dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Selasa (31/5). Dia bercerita banyak soal rencana investasi di kawasan industri hijau Bantaeng, Sulawesi Selatan dan Papau Barat. Rencana investasi di kawasan industri hijau itu terkait dengan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik. “Investasinya kurang lebih US$9 miliar,” kata Bahlil.Investor asal Inggris dan beberapa negara Eropa lain, disebut Bahlil terlibat dalam rencana pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik tersebut. Nama-nama korporasi yang disebut di antaranya Glencore dari Swiss, Envision dari Inggris, dan Umicore asal Belgia.Dengan pengembangan proyek itu, produksi baterai kendaraan listrik nantinya untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar negeri. “Ekspor untuk Eropa. Karena Inggris ikut, dia akan menjadikan hub untuk Eropa,” kata Bahlil.Presiden Jokowi mendukung rencana investasi itu. Bahkan, Kepala Negara memberi arahan agar investasi dipercepat dengan melibatkan korporasi pelat merah serta memperhatikan ketentuan perundangan.“Tadi arahannya, kami akan melakukan percepatan karena investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, akan memakai tenaga angin di Sulawesi, di Bantaeng, dan segera dilakukan. Kemudian juga tambang nikelnya itu dari Papua dan prosesnya sekarang lagi berjalan,” katanya. 

Kebutuhan Indonesia untuk transformasi energi baru terbarukan (EBT) diperkirakan mencapai US$50 miliar dan US$37 miliar untuk pengembangan di sektor kehutanan, guna lahan, dan karbon laut. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menyatakan transisi energi menjadi agenda global dalam mengatasi dampak krisis iklim. Indonesia turut mengambil peran dalam upaya transisi agar emisi karbon dari negara ini berkurang. “Transisi untuk negara berkembang, seperti Indonesia, haruslah adil dan terjangkau. Dalam hal ini kami akan selalu bekerja sama dengan global menawarkan proyek bersama untuk transisi energi. Karena transisi itu mahal, dan kami ingin katakan ini harus adil dan terjangkau,” ujar Febrio pada Rabu (31/5). Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin menyatakan pemerintah terus berupaya menarik investor global untuk berinvestasi di Indonesia, terutama dalam pengembangan teknologi hijau.

Tags :
#Energi
Download Aplikasi Labirin :