;
Tags

Kopi

( 64 )

Menyentuh Warga Global Lewat Kopi Indonesia Dari Tanah Gayo

KT3 25 Jun 2025 Kompas (H)

Lereng pegunungandi Dataran Tinggi Gayo, Aceh, dikenal pasar globalsebagai penghasil kopi arabika berkualitas. Berkah kesadaran petani hingga eksportir menjaga kualitas. Koperasi Baitul Qiradh atau KBQ Baburrayyan di Takengon, Aceh Tengah, satu-satunya koperasi di Indonesia yang mengekspor kopi arabika Gayo langsung ke Starbucks di Seattle, AS. Disamping ketat membeli greenbean asalan sebelum diproses siap ekspor, mereka rajin melatih petani. Pada Minggu (11/5) di KBQ Baburrayyan, tiga truk kontainer berukuran 20 ft mengantre disamping gudang. Pekerja sibuk memuat ratusan karung goni seberat 60 kg greenbean ke kontainer. Di karung terbaca, Product of Indonesia, KBQ Baburrayyan dan Starbucks Coffee. ”Kami mengirim 50 kontainer setahun, masing-masing 19,2 ton,” kata Manajer Operasional Baburrayyan, Mochammad Charis. Ba-burrayyan beranggotakan 7.000 petani kopi arabika Gayo di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues.

Petani diarahkan merawat kebun kopi sesuai standar pasar global, termasuk bertani organik tanpa bahan kimia. Pada 2011, Baburrayyan membagikan 11 mesin huller atau penggiling ceri merah (gelondongan) menjadi greenbean asalan atau biji kopi yang masihdiselimuti kulit ari tipis (gabah) kepada 11 kolektor di dekat kelompok tani binaan mereka, untuk mendekatkan penggilingan ceri kopi ke petani dan mengurangi beban produksi di gudang Baburrayyan yang berisiko menurunkan kualitas green bean.  Kini sedikitnya 200 huller berkembang karena banyak yang menyediakan jasa penggilingan ceri kopi di kampungnya. Kolektor mitra Baburrayyan menyetor greenbean asalan berkadar air maksimal 15 %. Standar kualitas dijaga dalam penerimaan kopi. Semua karung dicek dan sampelnya diuji di laboratorium, lalu biji kopi asalan dijemur. Mesin terkomputerisasi akan menyortir biji kopi berdasar ukuran, berat dan warna. Ahli kopi Baburrayyan kemudian menyangrai dan menyeduhnya untuk diuji.

Begitu memenuhi standar, baru dikarungi untuk diekspor melalui Pelabuhan Belawan, Medan. Indonesia mengekspor 276.335 ton kopi pada 2023 dengan nilai 916,5 juta USD. Lima negara tujuan utama ekspor adalah AS 36.625 ton, Mesir 32.047 ton, Malaysia 22.677 ton, Italia 18.122 ton dan Jepang 15.316 ton. Untuk menjaga kualitas bijikopi, Baburrayyan aktif membina petani dengan dukungan Farmer Support Center(FSC) yang didirikan Starbucks di Berastagi, Sumut. Starbucks mendirikan 10 FSC di seluruh dunia, dua di antaranya di Asia, yakni Yunnan (China) dan Berastagi (Indonesia). FSC menyediakan berbagai program pelatihan petani terkait budidaya dan pemrosesan kopi organik sesuai standar pasar global. Starbucks dan FSC terus menjangkau petani mendapatkan pelatihan praktik pertanian yang baik, bantuan bibit kopi dan pohon penaung tanaman kopi, serta literasi keuangan. Bagi orang Gayo, biji kopi taksekadar hasil panen. Kopi adalah denyut kehidupan yang harus dijaga sepenuh jiwa. (Yoga)


Menikmati Secangkir Kopi sambil Menikmati Keindahan Flores

KT3 25 Jun 2025 Kompas

Flores dan kopi seakan tak terpisahkan. Aroma kopi Flores yang khas sudah semerbak hingga kemancanegara, begitu juga keindahan alamnya. Seusai bertanya soal kopi pahit atau manis yang ingin disajikan, Maksimus Liu (44) meminta istrinya, Elisabeth (40) menyeduh kopi. Bapak tiga anak di Bajawa, Fores, NTT itu semangat bercerita tentang kebun kopinya. ”Puji Tuhan, tahun ini panennya banyak. Langsung kirim ke anak saya yang kuliah,” kata Maksi, Kamis (15/5). Dari lahan seluas 80 x 100 meter warisan ayahnya, Maksi mendapat hasil 3,6 ton buah kopi. Seusaipanen, buah kopi arabika digiling untuk dibersihkan kulit buah dan dagingnya. Beratnya susut menjadi Rp 1,7 ton. Dari hasil itu, ia mendapatkan keuntungan bersih Rp 60juta. Berkebun kopi bukan pekerjaan utama Maksi. Ia bekerja sebagai sopir pribadi hakim yang bertugas di Ende. Tak hanya ke produsen kopi lokal, kopi Maksi sudah menyebar hingga ke AS.

”Waktu itu ramai orang jual kopi karena ada orang AS datang. Pasti mahal kalau dijual ke mereka. Ternyata tidak mudah karena kualitasnya harus baik,” katanya. Kopi arabika Ngada sudah keliling dunia. Supplier yang bekerja sama dengan petani kopi di Ngada adalah PT Sucafina Indonesia Coffee (SIC), perusahaan asal Swiss yang berdomisili di Bandung, Jabar. Koordinator Regional Wilayah Indonesia Timur PT Sucafina Indonesia Coffee, Abraham Gerhard Girsang menuturkan, pihaknya bekerja sama dengan Starbucks menyediakan biji kopi dan pendampingan petani kopi di wilayah Indonesia timur, terutama di Flores. Terdapat 950 petani kopi yang sudah teregistrasi sebagai penyuplai biji kopi dari Ngada. Terdapat dua varietas utama di Flores yang jadi andalan, yakni Lini S dan S795 asal India yang tahan hama penyakit dan punya ciri khas rasa.

“Starbuck hanya mengambil arabika, dan itu banyak di Ngada dan Manggarai Timur,” ucap Abraham. Dalam kurun waktu 10 tahun belakangan warung kopi dan kafe menjamur di Manggarai, apalagi di Flores. Warung-warung kopi berkembang seiring berkembangnya wisata di Flores. Berdasarkan data jumlah tamu hotel mancanegara dan domestik yang dirilis BPS NTT, sepanjang 2023, total kunjungan wisatawan ke Flores mencapai 487.851 orang, meningkat signifikan dari 376.449 orang pada 2022, didorong oleh lonjakan wisatawan mancanegara yang mencapai 150.969 orang pada 2023, naik tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 44.813 orang. Flores dan kopi memang tak bisa dipisahkan. Melihat kopi sama seperti melihat Flores dengan keindahan alamnya. Kopinya dinikmati sampai ke luarnegeri, keindahan alamnya juga mendatangkan banyak wisatawan. (Yoga)


Kopi Indonesia ke Pasar Global melalui World of Coffee Jakarta 2025

KT3 19 May 2025 Kompas

Pengunjung memadati World of Coffee Jakarta 2025 di hari ketiga sekaligus hari terakhir penyelenggaraan di Jakarta, Sabtu (17/5). Selain mempromosikan produk kopi nasional di mata para pemain global, ajang ini membuka pangsa global bagi produk lain dalam rantai pasok hilirisasi produk minuman kopi. Ketua Umum Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (Speciality Coffee Association of Indonesia / SCAI) Daryanto Witarsa mengatakan, target utama penyelenggaraan ajang ini adalah mempertemukan profesional di bidang kopi nasional, mulai dari produsen, roaster, barista, hingga pelaku industri manufaktur, dalam ekosistem industri kopi dunia. ”Posisi unik Indonesia sebagai pasar konsumen sekaligus produsen kopi yang signifikan di dunia membuat pergelaran tahun ini menjadi menarik. Pelaku lain yang masuk rantai pasok kopi nasional jadi turut mendapatkan medium promosi ke pasar global,” ujarnya, Sabtu.

Head of Brand and Marketing Activation PT Multi Citra Rasa, Jordy Junius mengatakan, pada hari ketiga pergelaran World of Coffee 2025, pihaknya membawa 15 kelompok pelaku industri kopi mancanegara untuk mengunjungi pabrik produksi Dripp di Kawasan Industri MM 2100, Bekasi, Jabar. PT Multi Citra Rasa adalah perusahaan produsen jenama sirop perisa minuman kopi, Dripp. Ke-15 kelompok itu merupakan pembeli potensial yang ia kumpulkan sepanjang hari pertama dan kedua World of Coffee Jakarta 2025. Para calon pembeli dari Malaysia, Kamboja, Jepang, dan Arab Saudi itu dipersilakan melihat proses produksi Dripp untuk memastikan kualitas sesuai dengan standar yang mereka butuhkan. ”Target utama kami mengikuti pergelaran ini memang untuk mendapatkan potential buyer agar kami dapat melakukan ekspansi pasar ke luar negeri,” ujar Jordy. (Yoga)


Cerita Indonesia, Cerita Kopi Gayo

KT3 17 May 2025 Kompas

Pamor kopi arabika gayo tak pernah padam. Semangat petani kopi di Dataran Tinggi Gayo terus membara. Terjaganya pasar ekspor membuat kopi gayo terus bercerita tentang Indonesia di panggung dunia. Minggu (11/5) Aspriyono (55) memasuki kebun kopi di Desa Blang Gele, 8,5 kilometer barat Takengon, ibu kota Kabupaten Aceh Tengah, Aceh. Tangannya cekatan membuang tunas-tunas baru yang tidak diperlukan. Masa panen kebun kopi seluas 1 hektar di lereng gunung menghadap Danau Lut Tawar telah berakhir. Merahnya buah ceri kopi hanya terlihat di beberapa pohon berjarak tanam 2,5 x 2 meter. Namun, harga kopi yang bagus sejak awal 2025 membuat Aspriyono tak lengah merawat kebun kopinya. ”Kami, petani, tahu kalau kopi-kopi ini akan diekspor. Kami juga memastikan ini organik (tanpa menggunakan bahan kimia). Harga bagus ini mudah-mudahan semakin stabil,” ujar Aspriyono.

Sekali putaran mengutip kopi, selama 15 hari, kebun Aspriyono bisa menghasilkan 20 kaleng buah ceri kopi, yang disebut warga setempat dengan gelondongan, sekitar 240 kg. Pada masa panen awal 2025, di Takengon, buah ceri kopi arabika dihargai Rp 210.000 per kaleng (12 kg) oleh pengumpul untuk dijual kepada kolektor, sebelum berlanjut diekspor. Kebun kopi di Dataran Tinggi Gayo juga menjadi warisan turun-temurun. Kopi arabika gayo dikenal berkualitas baik sehingga lebih dari 90 % diekspor, permintaan domestik pun bertumbuh. Dalam menjaga kualitas kopi, Aspriyono acapkali mendapat pelatihan dan pendampingan budidaya kopi. Salah satu pelatihan diberikan Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan, Takengon, yang mengekspor kopi ke Starbucks di AS. Saidi (48), petani asal Desa Bener Kelipah Selatan, menuturkan, bagi masyarakat Gayo, kopi bukan sekadar minuman, melainkan warisan leluhur.

Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia Aceh Armia, di Simpang Tiga Redelong, Sabtu (10/5), menuturkan, kenaikan harga kopi arabika pun turut mengerek harga robusta sehingga semua petani sejahtera dan bahagia. Di Koperasi Permata Gayo, yang didirikan Armia, terdapat program mendorong bisnis kopi menjadi lebih hilir, khususnya bagi anak muda. Selain itu, juga ada sejumlah pelatihan anak muda menjadi barista, pencicip kopi (cupper), dan penilai kualitas kopi (Q-grader). Diharapkan, Bener Meriah ataupun Gayo tak hanya terkenal kopinya, tetapi juga semakin banyak tenaga terampil ahli kopi level nasional ataupun kancah global. Di tengah berbagai tantangan, keberlanjutan kopi gayo juga berarti keberlanjutan kopi Indonesia. Seperti disampaikan masyarakat Gayo, ”Ada kopi, ada cerita”. (Yoga)


Kopi Luwak Inovatif Tanpa Eksploitasi

KT3 12 Apr 2025 Kompas

Riset teknologi pangan terus dikembangkan untuk menghasilkan kopi bercita rasa special, dengan kopi luwak tanpa mengeksploitasi luwak di dalam kandang. Kopi luwak dikenal unik karena diproduksi dari kotoran luwak (Paradoxurus hermaphroditus), satwa nokturnal dan penyendiri. Meski dipanen dari kotoran, kopi luwak bercita rasa lembut nan eksotis. Segelas kopi luwak bernilai jutaan rupiah di kedai-kedai di AS. Di pasar dunia, harga biji beras kopi luwak bahkan mencetak rekor tertinggi. Dinobatkan sebagai kopi termahal di dunia pada 2018 dengan harga 600 USD per kg biji beras (green bean). Luwak gemar memakan berbagai jenis buah-buahan, termasuk buah ceri kopi nan ranum. Artinya, hanya buah-buah kopi matang yang akan dimakan luwak. Proses fermentasi di pencernaan luwak ini menghasilkan kombinasi rasa kopi yang lembut dan tidak pahit.

Keunikan cita rasa dan kisah langka kopi luwak inilah yang membuatnya terus diburu. Sampai melahirkan praktik eksploitatif. Di sejumlah daerah, luwak dikurung dalam kandang dan hanya diberi makan buah kopi agar menghasilkan semakin banyak feses biji kopi. Hal ini memunculkan kecaman dari kalangan konservasionis. Bertolak dari itulah kalangan peneliti mencari cara pengganti untuk menghasilkan kopi luwak tanpa mengeksploitasi satwa. Peneliti kimia dan biokimia Universitas Jambi (Unja) mendeteksi bakteri penting yang berperan pada fermentasi kopi dalam pencernaan luwak, lalu dimanfaatkan dalam proses fermentasi kopi dengan cara kerja yang persis seperti di dalam pencernaan luwak. Untuk penelitian ini, Sutrisno dan Indra Lasmana Tarigan bersama sejumlah peneliti di Pusat Unggulan Iptek (PUI) Kopi Liberika Unja menciptakan fermentor yang diberi nama mini-bioreaktor.

Fermentasi yang berlangsung sehari semalam berhasil menghasilkan kopi bercita rasa serupa kopi luwak. Mereka menyebutnya kopi luwak artifisial. ”Menghasilkan kopi luwak tanpa perlu mengeksploitasi satwa,” ujar Sutrisno, peneliti kimia Unja. Tak hanya meningkatkan nilai manfaat kesehatan, fermentasi kopi liberika luwak artifisial juga menghasilkan cita rasa yang tinggi. Hasil uji biji kopi mencapai nilai akhir 8,5 hingga 8,8 alias sangat baik. Pemanfaatan riset teknologi pengolahan pangan untuk meningkatkan produksi kopi sebagai komoditas unggul diyakini bisa membuat pamor Indonesia semakin kuat sebagai produsen kopi. Rekayasa teknologi juga perlu terus didorong untuk menciptakan produk-produk turunan berbasis kopi dengan menghasilkan kosmetik berbahan kopi, parfum, pengharum ruangan, dan lain-lain. Dengan demikian, akan semakin banyak orang menikmati nilai tambah dan ekonomi dari kopi. (Yoga)


Fore Coffee Siap Berekspansi dengan Membuka Gerai Baru

KT1 22 Mar 2025 Investor Daily

PT Fore Kopi Indonesta Tbk (FORE) atau Peyre Coffee bersiap memperluas jaringan outlet di berbogai wilayah Indonesia. Aksi ekspansif tersebut akan dieksekusi berbekal dana segar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). CEO Fore Cotfee, Vico Lomar menyampaikan, IPO merupakan langkah strategis memperkuat posisi perseroan di industri kopi premium Indonesia. "Kami melihat, peluang besar di pasar kopi premium Indonesia dan IPO ini akan memberikan karni sumber daya yang dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang itu,"ujar Vico dalarn konferensi pers Investor Gathering di Jakarta, Jumat (21/3/2025). Fore Coffee akan melepas sebanyak 1,88 miliar saham atau 21,08% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Dalam masa penawaran awal (book building) yang berlangsung pada 19-21 Maret 2025, harga saham ditetapkan dalam rentang Rp 160-Rp 202 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi memperoleh dana segar hingga Rp 379,8 míliar. Masa penawaran umum dijadwalkan pada 26 Maret hingga 9 April 2025, sementara pencatatan saham di BEl direncanakan pada 11 April 2025Vico menjelaskan, sebanyak 76 % dana hasil IPO akan dialokasikan untuk ekspansi outlet di berbagai kota di Indonesia guna memperkuat posisi Fore Coffee sebagai pemimpin pasar kopi premium. "Kami menargetkan, segmen pasar yang mengutamakan pengalaman menikmati kopi dalam suasana modern dan nyaman. Fore Coffee berencana mengoperasikan hingga 600 outiet secara bertahap dalam empat tahun ke depan," kata Vico. (Yetede)


Harga yang Melambung Mendorong Lonjakan Ekspor Kopi

HR1 21 Oct 2024 Kontan
Industri kopi Indonesia menunjukkan performa yang mengesankan di pasar internasional, dengan ekspor mencapai 342.330 ton senilai US$ 1,49 miliar pada Januari-September 2023, meningkat 29,56% dibandingkan tahun lalu. Surplus neraca perdagangan kopi Indonesia tercatat US$ 1,17 miliar, dengan kopi robusta menjadi produk yang paling banyak diekspor, terutama ke Filipina.

Moelyono Soesilo, Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), menjelaskan bahwa lonjakan nilai ekspor ini dipicu oleh kenaikan harga kopi robusta di pasar internasional, yang sempat mencapai US$ 5.300 per ton. Meskipun volume ekspor kopi mengalami penurunan awal tahun, harga yang menguntungkan memberikan dampak positif pada nilai ekspor.

AEKI juga mengamati bahwa permintaan dari pasar tradisional, termasuk Asia Tenggara, Amerika Serikat, dan Jepang, tetap stabil, meskipun ekspor ke Eropa melemah karena penundaan kebijakan antideforestasi Uni Eropa. Moelyono menekankan pentingnya menyelesaikan kontrak yang ada, mengingat masa panen kopi sudah berakhir.

Frans Witjaksono, Mengangkat Kopi Pagar Alam

KT3 22 Aug 2024 Kompas (H)

Frans Witjaksono (58) meninggalkan gemerlap kehidupan Jakarta untuk mengolah kebun kopi warisan di Kota Pagar Alam, Sumsel. Dari ilmu yang dipelajari otodidak, Frans mampu meningkatkan standar pengolahan sehingga cita rasa kopi Pagar Alam mendapat pengakuan luas dan menembus pasar internasional. Frans tak terlahir dari keluarga petani. Karena dinamika pekerjaan, pada awal 2014, Frans cuti dan menyegarkan pikirannya ke kawasan Rimba Candi, daerah pegunungan terpelosok di Pagar Alam. Di sana, ayahnya, Soeparman berwasiat agar Frans melanjutkan usaha mengolah kopi di Rimba Candi. Ia diminta membantu mengangkat nama kopi Pagar Alam yang punya potensi besar tapi masih dipandang sebelah mata. ”Sejak dahulu, ayah sadar bahwa kopi Pagar Alam punya potensi, tetapi belum terlalu dikenal di pasaran penikmat kopi,” ujar Frans, Kamis (4/7).

Pada Oktober 2014, Frans keluar dari tempatnya bekerja dan menetap di Rimba Candi. Menurut Frans, akar masalah yang dihadapi kopi Pagar Alam ataupun kopi Sumsel terletak pada cita rasa kopi. Ada lima faktor yang memengaruhi cita rasa kopi, meliputi pemilihan benih, proses prapanen, panen, pascapanen, hingga tingkat kematangan pemanggangan (roasting). Kopi Pagar Alam unggul, karena kaya beragam varietas atau klon dalam suatu hamparan. Pasalnya, petani setempat memiliki kebiasaan mencampur berbagai jenis varietas atau klon dengan cara setek dalam satu batang. ”Itu pula yang membuat saya bisa menemukan kopi robusta kuning (yellow canephora) pada 2018. Sejauh ini, kopi robusta kuning menjadi kopi masa depan yang bisa memperkenalkan Rimba Candi ataupun Pagar Alam,” kata Frans.

Frans meminta 11 petani yang bekerja dengannya merawat kebun secara intensif, hanya melakukan panen petik merah, dan mengeringkankopi di ruang pengeringan khusus atau greenhouse. ”Greenhouse menjaga suhu pengeringan stabil 40 derajat Celsius, tak terganggu perubahan cuaca. Alas pengeringnya memungkinkan kopi kering merata dan terhindar dari polusi kotoran ternak atau kendaraan bermotor,” kata Frans yang mendapat hasil panen 12 ton per tahun dari 15 hektar kebunnya. Berkat semua itu, termasuk sentuhan alat roasting modern di bagian hilir, kopi yang dihasilkan Frans mendapatkan respons positif dari pasar. Kopi robusta Frans mendapatkan predikat fine robusta atau skor 80-84,99 skala SCAA. ”Kopi saya jadi sampel klon kopi robusta Besemah 1 (klon lokal Sumsel yang ditetapkan Mentan pada Juli 2019),” ucapnya.

Hal itu membuat kopi Frans dihargai 30 % lebih tinggi dibanding kopi asalan. Saat harga kopi asalan Rp 65.000-Rp 70.000 per kg pada 27 Juli 2024, harga kopi fine robusta Frans Rp 92.500 per kg. Kopi Frans pun sukses menembus beberapa kota besar di Pulau Jawa. Dia juga sempat menembus pasar internasional, saat rutin mengirim kopi ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, sebanyak 1 ton per tahun mulai 2017 hingga 2020, sebelum terhenti akibat pandemi Covid-19. Belakangan, komunitas kopi di Palembang memasukkan kebun Frans sebagai destinasi prioritas dalam paket wisata trip kopi yang pesertanya mayoritas dari luar Sumsel hingga luar negeri. Kebun dan cara pengolahan kopi yang diterapkan Frans dianggap sebagai contoh ideal untuk mempromosikan kopi Sumsel. (Yoga)


Frans Witjaksono, Mengangkat Kopi Pagar Alam

KT3 22 Aug 2024 Kompas (H)

Frans Witjaksono (58) meninggalkan gemerlap kehidupan Jakarta untuk mengolah kebun kopi warisan di Kota Pagar Alam, Sumsel. Dari ilmu yang dipelajari otodidak, Frans mampu meningkatkan standar pengolahan sehingga cita rasa kopi Pagar Alam mendapat pengakuan luas dan menembus pasar internasional. Frans tak terlahir dari keluarga petani. Karena dinamika pekerjaan, pada awal 2014, Frans cuti dan menyegarkan pikirannya ke kawasan Rimba Candi, daerah pegunungan terpelosok di Pagar Alam. Di sana, ayahnya, Soeparman berwasiat agar Frans melanjutkan usaha mengolah kopi di Rimba Candi. Ia diminta membantu mengangkat nama kopi Pagar Alam yang punya potensi besar tapi masih dipandang sebelah mata. ”Sejak dahulu, ayah sadar bahwa kopi Pagar Alam punya potensi, tetapi belum terlalu dikenal di pasaran penikmat kopi,” ujar Frans, Kamis (4/7).

Pada Oktober 2014, Frans keluar dari tempatnya bekerja dan menetap di Rimba Candi. Menurut Frans, akar masalah yang dihadapi kopi Pagar Alam ataupun kopi Sumsel terletak pada cita rasa kopi. Ada lima faktor yang memengaruhi cita rasa kopi, meliputi pemilihan benih, proses prapanen, panen, pascapanen, hingga tingkat kematangan pemanggangan (roasting). Kopi Pagar Alam unggul, karena kaya beragam varietas atau klon dalam suatu hamparan. Pasalnya, petani setempat memiliki kebiasaan mencampur berbagai jenis varietas atau klon dengan cara setek dalam satu batang. ”Itu pula yang membuat saya bisa menemukan kopi robusta kuning (yellow canephora) pada 2018. Sejauh ini, kopi robusta kuning menjadi kopi masa depan yang bisa memperkenalkan Rimba Candi ataupun Pagar Alam,” kata Frans.

Frans meminta 11 petani yang bekerja dengannya merawat kebun secara intensif, hanya melakukan panen petik merah, dan mengeringkankopi di ruang pengeringan khusus atau greenhouse. ”Greenhouse menjaga suhu pengeringan stabil 40 derajat Celsius, tak terganggu perubahan cuaca. Alas pengeringnya memungkinkan kopi kering merata dan terhindar dari polusi kotoran ternak atau kendaraan bermotor,” kata Frans yang mendapat hasil panen 12 ton per tahun dari 15 hektar kebunnya. Berkat semua itu, termasuk sentuhan alat roasting modern di bagian hilir, kopi yang dihasilkan Frans mendapatkan respons positif dari pasar. Kopi robusta Frans mendapatkan predikat fine robusta atau skor 80-84,99 skala SCAA. ”Kopi saya jadi sampel klon kopi robusta Besemah 1 (klon lokal Sumsel yang ditetapkan Mentan pada Juli 2019),” ucapnya.

Hal itu membuat kopi Frans dihargai 30 % lebih tinggi dibanding kopi asalan. Saat harga kopi asalan Rp 65.000-Rp 70.000 per kg pada 27 Juli 2024, harga kopi fine robusta Frans Rp 92.500 per kg. Kopi Frans pun sukses menembus beberapa kota besar di Pulau Jawa. Dia juga sempat menembus pasar internasional, saat rutin mengirim kopi ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, sebanyak 1 ton per tahun mulai 2017 hingga 2020, sebelum terhenti akibat pandemi Covid-19. Belakangan, komunitas kopi di Palembang memasukkan kebun Frans sebagai destinasi prioritas dalam paket wisata trip kopi yang pesertanya mayoritas dari luar Sumsel hingga luar negeri. Kebun dan cara pengolahan kopi yang diterapkan Frans dianggap sebagai contoh ideal untuk mempromosikan kopi Sumsel. (Yoga)


Harga Kopi Mulai Turun

KT3 07 Aug 2024 Kompas

Setelah menembus harga Rp 70.000-Rp 75.000 per kg, harga jual biji kopi atau green bean jenis robusta di tingkat petani di Lampung berangsur turun dalam dua pekan terakhir. Petani disarankan tidak tergesa-gesa menjual hasil panen karena harga kopi diperkirakan kembali naik. Tren penurunan harga kopi di tingkat petani, menurut Ketua Dewan Kopi Lampung Mukhlis Basri, lebih dalam dibanding kondisi di pasar dunia. Harga kopi di terminal London memang turun, tapi tidak begitu signifikan. Pada Selasa (6/8) harga jual harian kopi robusta di terminal London berkisar 4.066 USD-4.173 per ton atau Rp 67,5 juta (kurs Rp 16.190). Kopi berada pada rentang harga 4.500 USD-4.600 USD atau Rp 72,85 juta-Rp 74,47 juta pada Juli 2024.

Saat ini, harga jual kopi asalan ditingkat petani di Lampung berkisar Rp 52.000-Rp 55.000 per kg. Harga jual kopi petik merah berkisar Rp 100.000-Rp 120.000 per kg. Menurut Mukhlis, penurunan harga kopi di tingkat petani yang signifikan tersebut lebih dipengaruhi oleh industri besar, yang untuk sementara menghentikan pembelian kopi dari petani. Selain karena stok gudang yang sudah penuh, para eksportir kopi masih memantau pergerakan harga kopi. Di sisi lain, masa panen raya kopi di sejumlah daerah di Lampung masih terus berlangsung. Tidak tertutup kemungkinan langkah industri menahan sementara pembelian kopi itu dilakukan agar harga kopi di tingkat petani semakin merosot.

Karena itu, para petani diminta untuk tidak tergesa-gesa memanen dan menjual seluruh kopinya. Dalam beberapa bulan ke depan, harga kopi robusta diperkirakan naik seiring berkurangnya stok bahan baku di gudang industri. Saat stok berkurang, industri akan kembali aktif mencari bahan baku sehingga harga komoditas bisa kembali terdongkrak. Malvin Syavana (45), petani kopi asal Kecamatan Sekincau, Lampung Barat, mengatakan, saat ini sebagian besar petani kopi di wilayah itu baru memasuki masa panen raya. ”Kalau sudah dijemur, kopi ini saya simpan sambil menunggu harga kopi naik lagi. Perkiraan kami, harga kopi akan kembali naik pada September 2024,” ujarnya. (Yoga)