SUNTIKAN ENERGI EKONOMI RI

Laju ekonomi di sisa tahun ini mungkin saja tak mulus lantaran beragam tantangan domestik dan global. Kendati demikian, optimisme Indonesia masih membumbung karena roda penopang produksi manufaktur dan konsumsi yang bergerak selaras maju. Hal itu tecermin dari kinerja beberapa indikator ekonomi yang parkir di zona positif sepanjang semester I/2023. Termutakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) Juni 2023 di angka 3,52% (year-on-year/YoY). Angka ini pun berada dalam jangkauan target Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2023 yang dipatok sebesar 3,5%—4,5%. Selain berhasil kembali digenggam, normalisasi inflasi itu juga lebih cepat dari ekspektasi pemangku kebijakan yang memperkirakan pelandaian IHK akan terjadi pada kuartal III/2023. Sejalan dengan itu, sisi produksi pun mencatatkan peningkatan kinerja yang tampak dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur lansiran S&P Global yang mencapai 52,5 pada Juni. Sektor manufaktur pun eksis di zona ekspansi dan lebih baik ketimbang Mei di level 50,3. Sinyal positif juga ditunjukkan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) yang acap kali menggerakkan IHK. Kendati optimistis, rupanya pemerintah juga tetap menjaga kewaspadaan. Presiden Joko Widodo, Senin (3/7), mengingatkan kepada seluruh pembantunya untuk tetap mewaspadai aneka risiko yang berpotensi menyeret ekonomi nasional ke zona bawah. Kepala Negara meminta jajaran pemerintah untuk melakukan langkah strategis guna memastikan ekonomi Indonesia pada semester II/2023 tumbuh positif. Antara lain dengan mendongkrak konsumsi rumah tangga serta menjaga ketersediaan dan harga bahan pangan yang berdampak pada inflasi. Merespons instruksi Kepala Negara itu, otoritas fiskal dan moneter di Tanah Air langsung tancap gas untuk terus memacu sektor-sektor pemantik mesin ekonomi. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui optimalisasi fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Adapun dari sisi moneter, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono, mengatakan bank sentral akan terus memaksimalkan kerja sama dengan pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/TPID). Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan normalisasi inflasi meningkatkan keberanian pelaku usaha melakukan ekspansi karena efisiensi bisnis yang meningkat. Khususnya komponen energi, logistik, suku bunga acuan, dan tenaga kerja.
Tags :
#EnergiPostingan Terkait
Artikel Populer
-
Tekan Inflasi, Pasar Murah
04 Jan 2025 -
Tapera Beri Angin Segar Emiten Perbankan
05 Jun 2024 -
Ledakan Smelter Berulang, Optimalkan Pengawasan
28 Dec 2023 -
KISAH SEGITIGA ANTARA VIETNAM, CHINA, DAN AS
28 Dec 2023