;

Di Balik Harga Minyak yang Tertukar

Lingkungan Hidup Yoga 13 Jul 2023 Kompas
Di Balik Harga Minyak yang Tertukar

Melesetnya realisasi dengan asumsi harga minyak mentah dalam APBN 2022 memaksa pemerintah merogoh kocek lebih dalam untuk pembiayaan energi. Pada tahun ini, setidaknya hingga semester I, situasinya terbalik. Harga asumsi justru lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi. Pada triwulan I-2022, di tengah tren peningkatan harga-harga komoditas seiring pulihnya pandemi Covid-19, konflik bersenjata Rusia-Ukraina meletus. Harga energi, termasuk minyak mentah, pun kian bergejolak. Pada kurun Maret-Juli 2022, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP) yang ditetapkan Kementerian ESDM selalu di atas 100 USD per barel. Puncaknya terjadi pada Juni 2022, yakni 117,62 USD per barel. Bandingkan dengan asumsi ICP pada APBN 2022 yang hanya 63 USD per barel. Di tengah harga minyak mentah yang membubung tinggi kala itu, pemerintah coba menahan harga jual eceran solar (disubsidi) dan pertalite (dikompensasi) demi menjaga daya beli masyarakat.

Pada 26 Agustus 2022, dengan kurs Rp 14.700 per USD, Kemenkeu mencatat, harga jual solar Rp 5.150 per liter atau hanya 37 % dari harga keekonomian. Sementara harga pertalite Rp 7.650 per liter atau 53 % dari harga keekonomian. Artinya, selisihnya ditanggung kas negara. Karena keterbatasan anggaran dan kenaikan konsumsi BBM, pemerintah akhirnya menaikkan harga kedua jenis BBM itu pada 3 September 2022. Harga pertalite dinaikkan menjadi Rp 10.000 per liter, sementara harga solar jadi Rp 6.800 per liter. Setelah itu, di tengah harga dan situasi yang belum pasti harga ICP justru cenderung turun. Pada April 2023, misalnya, ICP tercatat 79,12 USD per barel, lalu turun menjadi 70,12 USD per barel pada Mei 2023 dan 69,36 USD per barel pada Juni 2023. Harga ICP pada Juni 2023 tercatat sebagai yang terendah sejak Mei 2021 (65,49 USD per barel). Kendati berada di level yang lebih rendah, Menteri ESDM Arifin Tasrif, pekan lalu, mengisyaratkan bahwa pemerintah belum akan menurunkan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat. Selain karena kurs rupiah yang masih sekitar Rp 15.000 per USD, konflik Rusia-Ukraina juga belum jelas kapan mereda. (Yoga)


Download Aplikasi Labirin :