;

AKSI KORPORASI : PERTAMINA AGRESIF BURU BLOK MIGAS

Lingkungan Hidup Hairul Rizal 09 Feb 2024 Bisnis Indonesia
AKSI KORPORASI : PERTAMINA AGRESIF BURU BLOK MIGAS

Akuisisi wilayah kerja minyak dan gas bumi dengan cadangan jumbo menjadi strategi utama PT Pertamina (Persero) mengamankan produksi dan dan lifting nasional dari portofolionya di tengah tingginya angka natural decline. Perusahaan yang berafiliasi langsung dengan Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi mengaku sedang mengincar wilayah kerja minyak dan gas bumi atau migas yang memiliki cadangan jumbo di Indonesia bagian timur. Meski belum mau memerinci blok migas tersebut, Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Panguriseng memastikan bahwa akuisisi perusahaan di wilayah kerja tersebut bakal diumumkan oleh pemerintah pada Maret tahun ini. Muharram menjelaskan bahwa Pertamina harus berkompetisi dengan perusahaan migas lain untuk mendapatkan hak pengelolaan di wilayah kerja tersebut. Pasalnya, sejumlah perusahaan migas multinasional juga telah menyatakan minatnya untuk menguasai hak partisipasi blok migas itu. “Jumlah cekungan di Indonesia itu sangat banyak, dan baru 20% yang diutak-atik. Dari 20% tersebut, baru sekitar 10% yang dibor, sehingga potensi kita masih banyak,” jelasnya. Hal tersebut, kata dia, menjadi alasan bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi kembali terhadap potensi migas di sejumlah wilayah di Indonesia bagian timur, seperti di sekitar Pulau Seram, Teluk Bone, dan sebelah timur Pulau Aru. 

Selain membidik wilayah kerja migas di dalam negeri, Pertamina juga makin aktif mengincar pengelolaan blok migas di luar negeri untuk menambah cadangan energi dan produksinya. Pada tahun lalu, Pertamina Hulu Energi memenangkan lelang baru blok minyak produksi di Gabon, Afrika Barat. Aset produksi itu diperkirakan memiliki potensi cadangan minyak mencapai 45.000 barel per hari (bopd). Upaya Pertamina tersebut sebenarnya sejalan dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas yang ingin kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lebih berani untuk mengelola blok migas dengan cadangan besar. Benny Lubiantara, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, mengatakan bahwa sejak tahun lalu pihaknya telah menggeser target eksplorasi dengan menyasar cadangan dengan klasifikasi di rentang 100 juta—500 juta MMboe. Tahun ini, target itu kembali ditingkatkan menjadi di atas 500 MMboe. Meski begitu, Benny juga menyadari investasi yang diperlukan untuk melakukan pemboran di laut dalam tidak sedikit. Misalnya saja ENI yang mengeluarkan US$100 juta untuk pemboran di Geng North, dan Mubadala Energy berani menggelontorkan US$93,5 juta untuk kegiatan serupa. Founder & Advisor ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan bahwa otoritas migas nasional harus mulai mencari lapangan baru yang bisa menopang lifting nasional. Selama ini, pemerintah dan SKK Migas terlalu bergantung kepada lapangan yang sudah berproduksi, sehingga menghadapi tantangan dari natural decline.

Download Aplikasi Labirin :