Tren Suram di Bursa Saham

Para analis, seperti Herditya Wicaksana dari MNC Sekuritas dan Adityo Nugroho dari Mirae Asset Sekuritas, memberikan pandangan yang beragam. Wicaksana memperkirakan IHSG akan menghadapi tekanan lebih lanjut, dengan potensi penurunan lebih dalam, terutama dipengaruhi oleh saham bank-bank besar yang terkoreksi. Sementara itu, Adityo Nugroho masih mempertahankan proyeksi IHSG hingga akhir tahun di level 8.000, dengan harapan pemulihan akan terjadi jika tekanan berita negatif mereda dan arus dana asing kembali mengalir ke Indonesia.
Beberapa analis, seperti Arief Budiman dari Ciptadana Sekuritas dan Erindra Krisnawan dari BRI Danareksa Sekuritas, memutuskan untuk memangkas target IHSG. Arief memangkas targetnya dari 8.400 menjadi 7.850, dengan alasan sulitnya mencapai target tersebut setelah kinerja IHSG yang negatif pada 2024. Krisnawan dan Wilastita Muthia Sofi juga menyoroti dampak kebijakan perdagangan global, khususnya terkait tarif impor Donald Trump, yang dapat mempengaruhi pasar Indonesia melalui nilai tukar dan penjualan aset berisiko tinggi.
Menanggapi kondisi ini, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyarankan investor untuk berhati-hati dan memperhatikan analisis kebijakan pemerintah, reaksi negara lain, serta tren pasar. BEI juga tengah menyiapkan instrumen keuangan baru, seperti short selling dan intra-day short selling, untuk membantu investor mengelola portofolio mereka di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan.
Secara keseluruhan, meskipun IHSG menghadapi tekanan yang cukup besar, investor disarankan untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan pasar dengan cermat, sambil memanfaatkan instrumen keuangan baru yang disiapkan oleh BEI.
Postingan Terkait
Artikel Populer
-
Tekan Inflasi, Pasar Murah
04 Jan 2025 -
Tapera Beri Angin Segar Emiten Perbankan
05 Jun 2024 -
Ledakan Smelter Berulang, Optimalkan Pengawasan
28 Dec 2023 -
KISAH SEGITIGA ANTARA VIETNAM, CHINA, DAN AS
28 Dec 2023