Transisi Energi Indonesia Tetap Melaju

Tanpa dukungan AS, Indonesia bersama
sejumlah negara tetap melanjutkan komitmen transisi energi demi mewujudkan net
zero emission atau nol emisi karbon. Indonesia menargetkan pengurangan emisi 31,89
% secara mandiri pada 2030. Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto
menegaskan bahwa mundurnya AS dari Perjanjian Paris (Paris Agreement) tidak
menghalangi komitmen Indonesia dan negara-negara yang tergabung dalam
International Partners Group (IPG) untuk mencapai nol emisi karbon. Penegasan
komitmen tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan Just Energy Transition
Partnership (JETP). Jerman dan Jepang menjadi co-lead atau negara pemimpin dalam
inisiatif JETP yang diluncurkan pada KTT G20 di Bali tahun 2022.
JETP merupakan kemitraan Indonesia,
IPG, dan GFANZ (koalisi keuangan global yang dibentuk pada COP26) untuk mendukung
transisi energi Indonesia jadi salah satu penerima awal pendanaan bersama Afsel,
Senegal dan Vietnam. ”Keluarnya AS dari Paris Agreement tidak mengurangi
komitmen sembilan negara untuk mendukung pencapaian net zero emission di
Indonesia,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/3) seusai
rakor bersama perwakilan Dubes Jepang, Jerman, Inggris, Perancis, Denmark,
Norwegia, Italia, Kanada, dan Uni Eropa, serta sejumlah lembaga internasional.
Hingga 2030, Indonesia menetapkan target pengurangan emisi sebesar 31,89 % secara
mandiri dan hingga 43 % apabila mendapat
dukungan pendanaan internasional. (Yoga)
Postingan Terkait
Artikel Populer
-
Tekan Inflasi, Pasar Murah
04 Jan 2025 -
Tapera Beri Angin Segar Emiten Perbankan
05 Jun 2024 -
Ledakan Smelter Berulang, Optimalkan Pengawasan
28 Dec 2023 -
KISAH SEGITIGA ANTARA VIETNAM, CHINA, DAN AS
28 Dec 2023