;
Tags

Karet

( 43 )

RI-ANRPC Dorong Pengembangan Karet Berkelanjutan

KT3 04 Sep 2023 Kompas

Indonesia mengajak Asosiasi Negara-negara Produsen Karet Alam atau ANRPC mempererat kerja sama mendorong keberlanjutan karet dan pengembangan karet berkelanjutan. Upaya itu penting di tengah tren penurunan harga karet dunia, konversi tanaman karet, serta isu perubahan iklim dan kelestarian lingkungan. Hal itu mengemuka dalam pertemuan Kelompok Kerja Karet Alam Berkelanjutan ANRPC yang digelar secara hibrida di Palembang, Sumsel, 29-31 Agustus 2023. Pertemuan itu dihadiri 30 delegasi ANRPC dari Bangladesh, Indonesia, India, Malaysia, Myanmar, China, Sri Lanka, dan Thailand.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono, Sabtu (2/9) mengatakan, saat ini, industri karet alam tengah menghadapi sejumlah tantangan. Komoditas tersebut harus memiliki standardisasi yang mengedepankan kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim. Uni Eropa, misalnya, mulai menerapkan UU Produk Bebas Deforestasi (EUDR) untuk sejumlah komoditas, termasuk karet. Oleh karena itu, lanjut Djatmiko, RI mengajak negara-negara produsen karet mempererat kerja sama untuk membawa perubahan positif di industry karet alam,terutama petani-petani kecil. Indonesia juga meminta ANRPC bersama-sama menghadapi dampak implementasi EUDR. Sejumlah langkah konkret dapat dilakukan, mulai dari memperkuat kelembagaan petani, hilirisasi karet, hingga pengembangan tanaman dan produk karet berbasis penelitian. (Yoga)


Elan Petani Karet demi Kesejahteraan

KT3 20 Aug 2023 Kompas

Sungkunen Tarigan (47), Ketua Kelompok Tani Mbuah Page, memberi sambutan pembukaan lelang karet perdana di Kantor Desa Kuta Jurung, Kecamatan Sinembang Tanjung Muda (STM) Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (10/8). Ruangan 3 x 8 meter yang biasanya digunakan untuk melayani warga itu disulap menjadi ruang lelang karet. Pemimpin lelang, Tobat Perangin-Angin (50), duduk di depan bersama Kepala Desa Kuta Jurung Abadi Sitepu, Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Ishak Leono, dan perwakilan Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut Rita Budiati Harahap. Lima dari 17 peserta yang diundang, hadir di lelang perdana itu. Lelang, yang sedianya digelar pukul 10.00, molor hingga  setelah makan siang karena para peserta harus melihat terlebih dahulu bahan olahan karet (bokar) yang akan di lelang. Getah karet itu berada di lima tempat berbeda dengan jarak cukup jauh. Lokasinya tersebar di dua kecamatan, yakni STM Hilir dan STM Hulu.

Menurut Sungkunen, dulu hampir semua warga Desa Kuta Jurung adalah petani karet. Namun, sepuluh tahun terakhir banyak warga yang menebang pohon karetnya, seiring anjloknya harga. Warga beralih membudidayakan tanaman kelapa sawit atau salak. "Ada 200 keluarga yang ada di Kuta Jurung, dulu semua punya kebun karet, sekarang tinggal 30 keluarga,” kata Sungkunen. Saat ini harga bokar di tingkat petani hanya Rp 7.000 hingga Rp 7.500 per kg. Namun, bersama Kelompok Tani Mbuah Page yang beranggota 100 orang, petani bisa mendapatkan harga getah Rp 8.000 hingga Rp 8.800 per kg. ”Harga karet kami ini tidak memadai lagi.  kalau harganya begini terus, dua tahun lagi bisa pokok karet kita ini ditebang semua karena tidak mungkin lagi dikerjakan,” kata Sungkunen yang memiliki lahan 4 hektar. Ia hanya mengerjakan satu hektar yang ia deres sendiri. 

Tiga hektar lainnya dibiarkan. Produktivitas tanamannya yang berusia 7-8 tahun itu menghasilkan 70 kg getah per minggu. Jika dirawat dengan baik, produktivitasnya bisa mencapai 150 kg getah per minggu. ”Tapi pupuk mahal, pupuk subsidi tidak ada,” kata Sungkunen. Harga pupuk NPK Phonska, terakhir ia beli Rp 750.000 per karung isi 50 kg, sedang pupuk subsidi Rp 150.000 per karung. Para petani mulai menebang pohon karet sejak harga menyentuh Rp 9.000 per kg. Padahal, petani karet baru sejahtera kalau harga 1 kg getah karet setara 1 kg harga beras. Untuk mendongkrak harga, para pengurus kelompok tani didukung kepala desa menggelar lelang, siang itu. Total ada 40 ton getah karet yang dilelang hari itu. (Yoga)

Karet Jangan Sampai ”Rungkad”

KT3 15 Aug 2023 Kompas

Indonesia merupakan negara produsen karet nomor dua dunia setelah Thailand. Produksi karet Indonesia pada 2022 3,13 juta ton, sedangkan Thailand 4,75 juta ton. Rival terdekatnya, yakni Vietnam dan Malaysia, masing-masing berada di urutan ke-3 (1,29 juta ton) dan ke-7 (377.000 ton). Kendati berstatus sebagai produsen kedua terbesar dunia, era kejayaan karet Nusantara tengah meredup. Setelah 20-30 tahun ”berkarya”, pohon karet banyak yang menua dan semakin rentan dengan penyakit gugur daun. Rata-rata produktivitas tinggal 1,04 ton per hektar (ha), jauh dari sejumlah negara rival yang mencapai 1,9 ton per ha.Dewan Karet Indonesia memperkirakan produksi karet tahun ini turun dari 3,14 juta ton menjadi 2,9 juta-3 juta ton. Harga karet alam dunia juga sudah tak lagi menarik. Sepanjang 2014-2023, harga karet alam dunia selalu berada di bawah 2 USD per kg.

Dalam satu dekade tersebut, harga komoditas itu hanya dua kali menembus 2 USD per kg, yakni pada Januari 2017 dan Februari 2021. Tim ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperkirakan dalam beberapa tahun ke depan, harga karet alam dunia bakal bergerak di bawah 2 dollar AS. Pada 2023 dan 2024, harganya diproyeksikan masing-masing 1,56 USD per kg dan 1,45 USD per kg. Rendahnya harga karet alam dunia itu turut menekan harga karet di tingkat petani. Saat ini, harga getah karet di tingkat petani Rp 6.000-Rp 9.000 per kg. Harga satu kg karet itu tak cukup untuk membeli satu kg beras medium. Pada Maret 2023, harga acuan terendah penjualan beras medium di tingkat konsumen ditetapkan Rp 10.900 per kg.

Tak mengherankan jika banyak petani karet, terutama di Sumatera, mengganti tanamannya dengan kelapa sawit dan tebu. Sepanjang 2017-2022, 45 pabrik karet remah tutup. Tinggal 107 pabrik yang masih bertahan. Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho bahkan menyatakan, industri karet Indonesia bisa hilang 8-10 tahun lagi apabila kondisinya dibiarkan, tanpa solusi perbaikan (Kompas, 12/8). Meminjam kata dalam lagu yang dipopulerkan Happy Asmara, industri karet Indonesia bisa rungkad, maksudnya habis-habisan, runtuh, tumbang apabila pemerintah hanya bertindak biasa-biasa saja atas sejumlah persoalan hulu-hilir karet Indonesia. (Yoga)


Pengusaha Desak Pemerintah Intervensi

KT3 06 Aug 2023 Kompas

Produksi karet Sumsel terus menurun. Jika tidak segera ditanggulangi, dalam 10 tahun ke depan, industri karet di Sumsel hanya tinggal kenangan. Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Alex Kurniawan Edy, Sabtu (5/8) di Palembang menjelaskan, pada semester I-2023, produksi karet Sumsel 405.315 ton, turun 12 % dibanding periode sama tahun lalu sebesar 468.667 ton, karena  produktivitas karet anjlok akibat penyakit tanaman dan alih fungsi lahan. Saat ini, banyak petani mengganti kebun karet dengan sejumlah komoditas lain karena produktivitas kebun karetnya menurun. Tiga tahun lalu, 1 hektar lahan karet bisa mendapatkan getah karet 70-100 kg per minggu per hektar, sekarang hanya 40 kg per minggu per hektar. Penurunan produktivitas kebun karet ini disebabkan penyakit gugur daun yang kian masif sejak 2019 dan diperparah sulitnya petani  mendapatkan pupuk. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Sumsel, tetapi juga secara nasional. Produksi karet Indonesia pada 2022 hanya 2,6 juta ton dengan 2 juta ton untuk ekspor, turun dibanding 2017 saat produksi karet 3,6 juta ton dengan 3,2 juta ton di antaranya diekspor.

“Jika penurunan terus terjadi, bukan tidak mungkin dalam 10 tahun ke depan karet di Indonesia punah,” kata Alex. Penurunan produksi karet akhirnya berdampak pada lesunya industri karet karena kesulitan memperoleh bahan baku. Sejak 2017 hingga kini, setidaknya delapan pabrik tutup dan hanya menyisakan 18 pabrik karet beroperasi di Sumsel. Pabrik karet yang masih bertahan terpaksa mengimpor bahan baku dari negara lain, seperti Myanmar, Filipina, dan sejumlah negara di Afrika, agar pabrik mereka bisa terus beroperasi. Meski demikian, pasokan bahan baku itu tak sebanding dengan kapasitas pabrik. Kondisi ini membuat operasionalisasi pabrik tidak efisien. Alex berharap ada intervensi dari pemerintah, baik untuk jangka pendek, seperti memberikan bantuan kepada petani untuk menanam sejumlah komoditas sebagai pendapatan tambahan selama produksi karet menurun. Tanaman tumpang sari yang bisa dibudidayakan seperti singkong ataupun tanaman palawija. Untuk program jangka panjang, perlu upaya peremajaan tanaman karet yang didukung ketersediaan bibit unggul agar tanaman tersebut tidak mudah terkena penyakit. Langkah lain adalah merealisasikan hilirisasi produk karet. (Yoga)


Mandek pada Larangan Ekspor

KT3 25 Jul 2023 Kompas

Pemerintah telah melanjutkan larangan ekspor rotan dan karet untuk mengamankan kebutuhan bahan baku industri domestik. Kebijakan itu muncul di tengah industri hulu-hilir rotan dan karet nasional tertimpa sejumlah persoalan. Larangan ekspor rotan dan karet itu diatur dalam Permendag No 22 Tahun 2023 tentang Barang yang Dilarang untuk Diekspor. Permendag yang ditandatangani Mendag Zulkifli Hasan pada 10 Juli 2023 itu berlaku sejak 19 Juli 2023. Dalam regulasi itu, pemerintah melarang ekspor rotan yang masuk dalam 10 kode klasifikasi barang (HS). Rotan tersebut mencakup rotan utuh, inti terbagi, kulit terbagi, dan berdiameter tidak melebihi 12 milimeter. Pemerintah juga melarang ekspor karet selain dalam bentuk lembaran asap bergaris (ribbed smoked sheet/RSS) dan karet alam spesifikasi teknis (TSNR) atau Standar Indonesia Rubber (SIR). Karet yang dilarang diekspor itu masuk dalam 10 kode HS, antara lain karet alam dalam bentuk asal, pelat, lembaran, dan strip. Larangan ekspor rotan dan karet itu merupakan kelanjutan dari peraturan sebelumnya.

Pemerintah telah berkali-kali mengubah kebijakan larangan ekspor tersebut sejak 2004. Hingga kini, persoalan klasik itu terus berulang. Industri mebel rotan kerap mengeluhkan kekurangan bahan baku, sedangkan produsen rotan sering menggaungkan serapan rotan di dalam negeri belum maksimal. Yang satu menginginkan larangan ekspor rotan tetap berlanjut, yang lain meminta larangan itu dicabut. Pada 2 Maret 2020, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, ada anomali dalam industri rotan nasional. Di hulu, produksi rotan melimpah. Adapun di hilir, industri mebel rotan mengalami kelangkaan bahan baku. Industri tidak bisa menyerap seluruh produksi rotan setengah jadi. Ketika larangan ekspor tetap berjalan, penyelundupan rotan pun terjadi. Saat mengunjungi Palangkaraya, Kalteng, pada 14 Juli 2023, Teten menyampaikan, potensi rotan di Kalteng 10.000 ton per bulan, tetapi yang terserap tak lebih dari 1.000 ton. (Yoga)


Krisis Karet, Sudah 9 Pabrik Karet Sumut Tutup

KT3 15 Jul 2023 Kompas

Satu pabrik karet di Sumatera Utara tutup pada Juli ini, menyusul delapan pabrik yang tutup sebelumnya. Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Sumut Edy Irwansyah, Jumat (14/7/2023), mengatakan, pasokan karet dari petani terus turun dari tahun ke tahun. Pada 2022, bahan baku hanya cukup untuk memproduksi 430.632 ton karet remah atau 48,5 persen dari kapasitas terpasang pabrik karet di Sumut, yakni 886.484 ton. (Yoga)

Komoditas Karet Dianggap Hanya ”Anak Tiri”

KT3 10 Jul 2023 Kompas

Ketua Umum Dewan Karet Indonesia Azis Pane mengatakan, Indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar nomor dua di dunia setelah Thailand. Namun, perhatian pemerintah seolah tak terlihat pada komoditas karet. ”Karet menjadi ’anak tiri’ ketimbang komoditas perkebunan lainnya. Rentetan masalah yang menerpa industri karet tak akan kunjung selesai jika pemerintah tidak memberikan perhatian serius,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (9/7/2023). (Yoga)

Karet yang Tak Lagi Indah

KT3 08 Jul 2023 Kompas

Tanaman karet yang pernah menjadi tumpuan kesejahteraan petani kini semakin terpinggirkan. Sebagian lahan perkebunan karet bahkan bersalin rupa. Harga yang terus merosot membuat komoditas itu kehilangan daya tarik. Sebagian petani beralih dari karet ke kelapa sawit. Menatap pohon karet bagaikan menatap ketidakberdayaan. Produktivitas perkebunan karet di Indonesia sekitar 300 kg karet remah per hektar per tahun, seperempat produktivitas negara lain yang bisa mencapai 1.300 kg per hektar per tahun (Kompas, 6/7/2023). Kemampuan keuangan petani yang terbatas membuat peremajaan tanaman karet tertunda. Di sisi lain, pabrik tutup atau mengurangi dan memberhentikan karyawan. Kesulitan bahan baku membuat pabrik gulung tikar.

Padahal, Indonesia adalah penghasil karet nomor dua terbesar di dunia, setelah Thailand. Bersama Thailand dan Malaysia, Indonesia membentuk Dewan Tripartit Karet Internasional (ITRC). Lebih dari 80 % penghasil karet di Indonesia berskala kecil dan terdapat lebih dari 2,25 juta petani dan buruh tani di sektor karet. Berdasarkan data Statista, pada 2022, produksi karet Indonesia 3,14 juta metrik ton. Dalam 10 tahun terakhir, produksi terbesar pada 2017, yakni 3,68 juta metrik ton. Sebagian besar produksi karet alam Indonesia diekspor. Mengutip Trading Economics, harga kontrak berjangkakaret pada 7 Juli 2023 sebesar 131,3 sen USD per kg. Harga karet tidak lagi menjanjikan. Dalam setahun terakhir, harga kontrak berjangka karet turun 18 %. (Yoga)


RI Galang Inisiatif Jaga Harga Karet

KT3 19 May 2023 Kompas

Indonesia, Thailand, dan Malaysia yang tergabung dalam Dewan Tripartit Karet Internasional atau ITRC berkomitmen menjaga harga karet alam internasional. Indonesia juga tengah menginisiasi pembentukan bursa karet regional. Guna memperkuat posisi  negara-negara produsen karet di ASEAN, ketiga negara tersebut akan terus membujuk Vietnam bergabung dalam ITRC dan Konsorsium Karet Internasional (IRCo). Di sisi lain, IRCo mengusulkan tambahan modal 8,54 juta USD untuk menggulirkan berbagai program dan kegiatan periode 2024-2027. Sejumlah poin itu mengemuka dalam Diseminasi Hasil Analisis Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Tahun 2023 ”Penguatan Implementasi Kebijakan Perdagangan untuk Mendorong Peningkatan Kinerja Perdagangan” yang  digelar secara hibrida, Rabu(17/5). 

Dalam kegiatan itu dipaparkan pula hasil analisis bertajuk ”Dukungan Biaya dan Manfaat Keikutsertaan Indonesia dalam IRCo”.Kepala BKPerdag Kemendag Kasan Muhri, Rabu (17/5), mengatakan, hingga kini ITRC yang beranggotakan Indonesia, Malaysia, dan Thailand terus menjaga harga karet dunia tidak turun. Hal itu dilakukan melalui Skema Kesepakatan Tonase Ekspor (Agreed Export Tonnage Scheme/AETS) atau mekanisme mengurangi ekspor karet berbasis alokasi ekspor. ”Skema initidak semata berorientasi pada bisnis ekspor karet, tetapi juga pada kesejahteraan petani karet di setiap negara produsen karet anggota ITRC. Bagi petani karet Indonesia, pohon karet ibarat mesin ATM. Setiap kali membutuhkan uang, petani karet akan mendatangi pohon karet untuk menyadap getah karet,” katanya. (Yoga)

2023, Industri Karet Diprediksi Masih Tertekan

KT3 27 Dec 2022 Kompas

Ketua Dewan Karet Indonesia A Aziz Pane, Senin (26/12) menyatakan, resesi ekonomi dunia yang diperkirakan terjadi pada 2023 masih akan menekan industri otomotif. Kondisi itu menurunkan permintaan karet remah. Di tengah ketidakpastian pasar karet di 2023,  pemerintah dan pelaku industri harus menyiapkan mitigasi dengan meningkatkan serapan karet di dalam negeri. (Yoga)