Ekspor
( 1052 )Ekspor Jerman dan Tiongkok Naik
Ekspor Jerman untuk enam bulan berturut-turut pada Oktober mengalami
kenaikan walau lajunya masih lambat. Tingkat permintaan Tiongkok
juga naik dari level 2019, sedangkan
permintaan Uni Eropa (UE) dan
Amerika Serikat (AS) tetap negatif.
Laporan badan statistik federal
Jerman, Destatis pada Rabu (9/12)
menunjukkan volume ekspor bulanan (month-on-month) naik 0,8%,
setelah mengalami kenaikan 2,3%
pada September. Impor juga sedikit
meningkat sebesar 0,3%. Tercatat,
Jerman telah melakukan pengiriman barang ke luar negeri senilai 112
miliar euro (US$ 136 miliar), dan
mengimpor barang dengan nilai
92,7 miliar euro.
Peningkatan ekspor selama enam
bulan tersebut mengikuti anjloknya
aktivitas pada Maret dan April, menyusul langkah Pemerintah Jerman
memerintahkan penutupan pabrik
dan bisnis guna memerangi pandemi virus corona Covid-19.
Di sisi lain, ekspor Tiongkok
tahunan (year-on-year/yoy) menunjukkan kenaikan 0,3%. Sementara
itu, ekspor ke AS – yang masih
dalam cengkeraman tingkat kasus
infeksi Covid-19 tertinggi – turun
10,5%. Sedangkan ekspor ke Inggris secara yoy turun 11,7
%.
Walau ekspor Tiongkok mengalami kenaikan, harga konsumennya
dilaporkan mengalami penurunan
dibandingkan yang diprediksi pada
November. Hal ini disebabkan turunnya biaya makanan.
Batu Bara Bantu Dongkrak Ekspor Kalsel
Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel telah merilis nilai ekspor dan impor selama Oktober 2020, nilai ekspor Kalsel pada Oktober 2020 tercatat USD 352,63 juta. Naik 7,34 persen dibandingkan September 2020 yang hanya USD 328,52 juta. Sedangkan, nilai impor mengalami penurunan sebesar 15,59 persen. Dari USD 39,75 juta menjadi USD 33,56 juta.
Kepala BPS Kalsel, Moh Edy Mahmud mengatakan, nilai ekspor Banua meningkat lantaran kontribusi kelompok barang utama penyumbang ekspor, yakni bahan bakar mineral mengalami kenaikan.
“Kelompok ini nilai ekspornya naik 10,47 persen. Yakni, dari USD 234,29 juta pada bulan September menjadi USD 258,66 juta di bulan Oktober, “ jelasnya di Kanal Youtube BPS Kalsel
Dia menyampaikan, kelompok bahan bakar mineral cukup mempengaruhi nilai ekspor Kalsel, karena selama ini memberikan kontribusi paling besar, 73,35 persen. “Diurutan kedua ada kelompok lemak dan minyak hewan atau nabati yang menyumbangkan ekspor USD 42,66 juta. Kontribusinya 12,10 persen, “ ucapnya.
Sementara itu, untuk perkembangan impor, Edy menuturkan, ada tiga kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi pada bulan Oktober. Yakni, bahan bakar mineral sebesar USD 25.59 juta; mesin-mesin/pesawat mekanik, USD 7,03 juta dan kelompok bahan kimia organik sebesar USD 0,26 juta.
Dari data-data nilai eskpor dan impor, dia menuturkan, neraca perdagangan ekspor impor Kalsel ada Oktober 2020 menunjukkan nilai yang positif. Yakni, surplus sebesar USD 319,07 juta.
Indonesia Ekspor Bahan Pakan Ternak ke Inggris
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo baru-baru ini melepas ekspor beragam komoditas asal Provinsi Riau, yakni 4 ton larva kering atau maggot Black Fly Soldier (BFS) dengan tujuan Inggris. Maggot merupakan salah satu jenis lalat yang dapat dibudidayakan untuk sumber pakan alternatif bagi sejumlah hewan ternak seperti unggas, ikan, iguana, burung dan lainnya. Kementrian Pertanian (Kementan) juga aktif melakukan kerjasama harmonisasi aturan protokol ekspor dan ketentuan sanitari dan fitosanitari produk pertanian dengan negara tujuan ekspor.
Penguatan sistem perkarantinaan menjadi mutlak karena dengan otoritas yang dimiliki dapat menjamin kesehatan dan keamanan produk pertanian dan berdaya saing tinggi. Penguatan juga dilakukan untuk meningkatkan pengawasan dan perlindungan sekaligus berupa inovasi dan terobosan percepatan layanan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Selain melepas ekspor ragam komoditas baru, Mentan juga melepas 11 komoditas pertanian asal Riau, diantaranya kelapa, keladi, produk olahan nanas dengan total volume 117.288 ton senilai Rp 716 miliar. Sedangkan negara tujuan ekspor berjumlah 18 negara, seperti Turki, Amerika Serikat, Tiongkok, Korea Selatan, Estonia, dan Malaysia
Kepala Badan Karantina Kementan Ali Jamil mengatakan kegiatan ekspor dilakukan melalui beberapa lokasi di wilayah kerja Karantina Pertanian Pekanbaru. Salah satu potensi ekspor yang besar dengan nilai jual cukup tinggi adalah komoditas sarang burung walet. selama masa pandemi Covid-19 terdapat 119,71 ton sarang burung walet yang diekspor dari Riau.
Kelangkaan Kontainer Gerus Ekspor Keramik
Kelangkaan kontainer diprediksi menggerus pertumbuhan eskpor keramik. Hingga akhir 2020, pertumbuhan ekspor keramik diprediksi hanya 20% menjadi 15,2 juta meter persegi (m2), lebih rendah dari proyeksi awal 33% dengan volume 17 juta m2. Kelangkaan kontainer juga dialami industri mebel. Pengusaha mebel mengaku merugi besar lantaran gagal memenuhi kontrak ekspor dengan para pembeli.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menuturkan kelangkaan kontainer ekspor terjadisejak November 2020. Oleh sebab itu, Asaki meminta bantuan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Sebab, kelangkaan ini mengganggu pemulihan industri keramik dari dampak pandemi Covid-19. Pebisnis keramik harus menunggu 3-4 minggu untuk mendapatkan kontainer ekspor ke tiga kawasan yaitu Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Australia. Sementara ekspor ke Filipina dan Malaysia harus menunggu kontainer 7-10 hari.
Ekspor keramik pada Januari-September 2020 mencapai US$ 49,8 juta atau meningkat 24% dari periode sama tahun lalu, sedangkan secara volume mencapai 12,8 juta meter persegi (m2) atau meningkat 29%. Nilai ekspor tertinggi secara bulanan selama lima tahun terakhir terjadi pada Juli 2020 sebesar US$ 10 juta. nilai ekspor kuartal III-2020 berkontribusi 50% terhadap total ekspor sampai September.
Kementrian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu produktivitas dan daya saing industri keramik di Tanah Air. Sebab, sektor ini mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di dalam negeri, seiring banyaknya sumber daya alam yang dapat dijadikan bahan baku di sejumlah daerah. Sejumlah kebijakan strategis yang telah dijalankan pemerintah dalam rangka mendongkrak daya saing industri keramik nasional terhadap ancaman produk impor antara lain adalah penerapan safeguard atau pengenaan bea masuk tindak pengamanan (BMTP) terhadap impor produk ubin keramik.
Kelangkaan Kontainer Hambat Ekspor Impor
Ketua Umum Perkumpulan Perusahaan Pendingin Refrigerasi
Indonesia (Perprindo), Iffan Suryanto Muslim memaparkan, saat ini terjadi
kelangkaan kontainer yang membuat biaya impor meningkat tiga sampai lima kali
lipat. Ada sekitar 3 juta unit air conditioner (AC) yang diimpor. “Kuota impor
AC dibatasi dan kelangkaan kontainer untuk impor membuat harga AC naik 7%,”
ungkap dia kepada KONTAN, Minggu (6/12).
PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) juga mengalami kendala serupa. Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager SEID mengatakan, ada hambatan impor akibat kelangkaan kontainer di pelabuhan. “Harga AC naik 7% karena biaya kontainer naik 5 kali lipat akibat kelangkaan kontainer di sana. Estimasinya, harga pasar akan naik 7% sampai 10%,” kata Andry, Selama ini, SEID mengimpor 100% produk AC.
Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki), Abdul Sobur memaparkan, dari total 10 - 15 kontainer per minggu yang dibutuhkan, hanya 5-6 kontainer saja yang tersedia. Untuk eksportir besar, dari kebutuhan 100 kontainer per minggu hanya bisa mendapatkan 25-50 kontainer.
Efek Domino Korona, Biaya Kontainer Meningkat
Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menyebutkan, tarif pengiriman barang ke luar negeri mengalami kenaikan cukup tinggi, yakni 30%-40%. Hal tersebut antara lain akibat volume ekspor impor menyusut di hampir semua negara. Kenaikan itu untuk mengompensasi penurunan volume transaksi, baik di pelabuhan hingga bandara.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Ilham Masita kepada KONTAN, Selasa (2/11). Menurut dia, kapasitas logistik di seluruh dunia menjadi terbatas dan menyebabkan biaya naik. Kenaikan itu untuk menutupi biaya operasional lainnya lantaran belum normalnya perdagangan. Selain itu, Zaldy menyebutkan, kenaikan harga pengiriman memakai kontainer karena keterbatasan jumlah kontainer di seluruh dunia.
Informasi yang diterima KONTAN menyebutkan, banyak kontainer yang berangkat ke China tetapi tak banyak kontainer yang datang kembali. Alhasil, kontainer di Indonesia tidak banyak beredar dan menyebabkan biaya pengiriman kontainer untuk ekspor menjadi naik.
Perikanan : Ekspor ke China Terancam Embargo
Otoritas Bea dan Cukai China (GACC) kembali mendeteksi dua kasus kontaminasi virus penyebab Covid-19 pada kemasan produk ikan asal Indonesia pada 2 Desember 2020. Akibatnya, ekspor produk perikanan beku Indonesia terancam dihentikan sementara atau diembargo oleh otoritas China.
Kepala Pusat Pengendalian Mutu Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (BKIPM-KKP) Widodo Sumiyanto menjelaskan, pihaknya menerima notifikasi dari GACC terkait jejak virus SARS-CoV-2 pada sampel kemasan produk ikan yang dikirim PT CKA yang berdomisili di Sumatera Utara dan PT SFI yang berlokasi di Jawa Timur. Setiap perusahaan itu mengirim satu kontainer berkapasitas 25 ton.
Dalam perundingan RI-China yang alot, Rabu (2/12/2020), China masih memberi kesempatan bagi Indonesia untuk mengekspor ikan ke negeri tirai bambu itu dengan sejumlah persyaratan ketat. Adapun Indonesia menjanjikan pengendalian hulu-hilir perikanan.
Widodo menambahkan, persyaratan ketat yang ditetapkan otoritas China antara lain standar keamanan pangan dan pengendalian perikanan hulu-hilir. Standar itu meliputi proses produksi perikanan tangkap dan budidaya, pengolahan, pengemasan, distribusi, serta logistik.
Selain itu, seluruh produk perikanan yang dikirim ke China wajib dievaluasi dengan uji Covid-19. Hanya produk perikanan yang sudah dikendalikan di hulu-hilir yang boleh dikirim ke China.
Tiongkok, AS, dan India Masih Jadi Pangsa Ekspor Terbesar Sumut
Sepanjang bulan Oktober 2020 negara Tiongkok, Amerika Serikat dan India masih merupakan pangsa ekspor terbesar Sumatera Utara, masing-masing sebesar 103,32 juta dolar AS ,86,86 juta dolar AS dan 57,95 juta dolar AS dengan kontribusi ketiganya mencapai 32,19%. Hal itu diungkapkan Kepala BPS (Badan Pusat Statistik) Sumatera Utara Syech Suhaimi dalam live streaming, Selasa (1/12).
Barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar Sumut Oktober 2020 terhadap September 2020 adalah golongan tembakau sebesar 15,43 juta dolar AS (118,19%). Menurut kelompok negara utama tujuan ekspor Oktober 2020, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai 272,02 juta dolar AS (35,29%).
China Temukan Lagi Jejak Virus pada Kemasan Produk
Untuk ketiga kalinya, ditemukan jejak virus korona tipe baru pada kemasan dan produk perikanan yang dikirim dari Indonesia ke China. Indonesia perlu memastikan pengawasan ketat dari hulu ke hilir perikanan untuk memastikan produk yang diekspor memenuhi standar keamanan pangan.
Kepala Pusat Pengendalian Mutu Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (BKIPM-KKP) Widodo Sumiyanto mengemukakan, investigasi tengah dilakukan menyusul temuan Otoritas Bea dan Cukai China (GACC).
Untuk mencegah kejadian berulang, tambah Widodo, pihaknya akan menerapkan pengawasan ketat hulu-hilir, mulai dari proses produksi penangkapan dan budidaya ikan, pengolahan, penyedia kemasan, hingga distribusi. Langkah lain adalah mengevaluasi unit pengolahan ikan yang mengekspor ikan ke China.
“Saya mohon maaf kepada masyarakat Indonesia karena belum mampu mencegah (temuan korona tipe baru) secara paripurna. Akan tetapi, kami berupaya meningkatkan sistem pengawasan perikanan dari hulu-hilir. Seluruh pihak harus berkomitmen,” ujarnya, Selasa (1/12/2020).
Menurut data KKP, sampai dengan triwulan III-2020, hasil perikanan diekspor ke 149 negara sebanyak 921.265 ton dengan nilai 4,28 miliar dollar AS. Volume itu meningkat 6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019, yakni 867.266 ton atau senilai 4,01 miliar dollar AS ke 158 negara tujuan ekspor.
Gerindra Sulsel : Terlalu Negatif Disebut Terlibat
Ketua Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sulsel, Andi Iwan Aras (AIA), meminta partainya tidak dikait-kaitkan dengan dugaan korupsi ekspor lobster. Sementara pengurus DPP Partai Golkar, Eka Sastra, berharap ekspor lobster tetap dilanjutkan karena sangat membantu nelayan.
AIA dan Eka dikaitkan dengan ekspor lobster. Keduanya menjadi komisaris di PT Maradeka Karya Semesta, salah satu perusahaan yang mendapat izin ekspor lobster.
Dia menegaskan, PT Maradeka Karya Semesta hanya satu dari puluhan perusahaan yang mendapat izin ekspor lobster. “Bahasa terlibat sebenarnya pengertiannya agak negatif, “ ujar AIA yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel itu.
Dia berharap kebijakan ekspor benur lobster keluar negeri tetap dibuka ke depan. “Harapan kita agar tetap dibuka ekspor ini, karena lagi bagus harga,” tandas Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar 2004-2019 itu.
Eka mengakui, dibanding dikirim keluar negeri, benur lobster itu sebaiknya dibesarkan dulu sebelum dijual. Hanya saja, Eka menilai pemeliharaan lobster membutuhkan modal, teknologi, serta sumber daya manusia (SDM).
Pilihan Editor
-
Mengobral Insentif Pajak bagi Para Pemodal
07 Feb 2020 -
Tahun Ini, Batik Air Datangkan 5 Pesawat A320
07 Feb 2020 -
Pemungutan Pajak Digital Masuk Prioritas
04 Feb 2020