Investasi lainnya
( 1325 )Kolaborasi Jaga Iklim Investasi tetap Kondusif Bagi Investor
Investor Asing ke IKN Terus Bergulir
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) memastikan minat investor asing untuk menanamkan modalnya di IKN di kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, masih terus bergulir. Kepala OIKN, Basuki Hadimuljono mengatakan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Ayedh untuk berinvestasi di IKN setelah melalui penandatanganan Perjanjian Kerahasiaan (Non-Disclosure Agreement/NDA) dengan Otorita IKN. “Kami menyambut baik niat investasi dari Dejem Group yang sejalan dengan visi pembangunan IKN seagai kota berkelanjutam dan saya perlu sampaikan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk berinvestasi di IKN,” kata Basuki. Penandatanganan NDA ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Kepala Otorita IKNm Basuki Hadimuljono, dan delegasi Ayedh Dejem Group yang dipimpin oleh Chairman Ayedh Dejem Group. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung WIcaksono, dan CEO Dejem , Zed Ayesh serta turut disaksikan oleh Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono. Manurut Basuki, Dejem Group menyatakan minat untuk berinvestasi di atas lahan seluas 10 hektare di wilayah IKN. “Lahan tersebut dirancanakan untuk dikembangkan menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan campuran (mixed-use) yang terletak secara strategis di area tanpa pusat perbelanjaandan kawasan campuran (mixed-use) yang tercetak secara strategis di area tanpa pusat 5 km," papar Basuki. (Yetede)
Grab Indonesia Memberikan Tanggapan Soal Isu Merger
Grab Indonesia Memberikan Tanggapan Soal Isu Merger
Kufpec Siap Tanam Investasi di Blok Anambas
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi menyetujui rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) 1 Blok Anambas oleh Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec), menandai langkah penting dalam investasi sektor hulu migas Indonesia.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyambut baik persetujuan ini dan menilai bahwa keterlibatan Kufpec—perusahaan minyak besar dari Timur Tengah—menjadi sinyal kuat bahwa iklim investasi migas di Indonesia tetap menarik bagi pelaku industri global. Ia menegaskan bahwa proyek ini akan meningkatkan ketahanan energi nasional, terutama setelah mencapai keputusan investasi akhir (FID) dan memasuki tahap produksi (onstream) yang ditargetkan pada awal 2028.
Blok Anambas akan dikelola Kufpec selama 30 tahun hingga 2049 berdasarkan skema kontrak gross split. Proyek ini diharapkan menghasilkan 55 juta kaki kubik gas per hari (MMscfd) dan 2.000 barel kondensat per hari, dengan total cadangan mencapai 185 BCF gas dan 7 juta barel kondensat. Nilai investasinya diproyeksikan mencapai US$1,54 miliar, dengan komitmen pasti selama tiga tahun pertama sebesar US$35,2 juta, serta bonus tanda tangan sebesar US$2,5 juta.
Langkah ini tidak hanya memperkuat kerja sama internasional, tetapi juga mempertegas komitmen pemerintah dalam menjaga kelangsungan pasokan energi dalam negeri.
Danantara Sebagai Penyedia Likuiditas
Badan Pengelola Investasi atau BPI Danantara menjajaki peluang kerja sama lintas negara, termasuk potensi sebagai penyedia likuiditas di sektor swasta. Langkah ini sejalan dengan upaya memperkuat peran Indonesia dalam pembentukan modal jangka panjang, baik di pasar domestik maupun global. Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara, Pandu Sjahrir mengatakan, Danantara tengah menjajaki peluang untuk menjadi penyedia likuiditas, bukan hanya di pasar modal, melainkan juga bagi pasar privat di Indonesia. Opsi ini dipertimbangkan seiring potensi alokasi dana dari hasil dividen sejumlah BUMN. Ia memandang saat ini terdapat minat yang sangat besar dari pasar privat, terutama dalam pembentukan modal. Di AS, antusiasme para pengelola dana dan investor terhadap sektor energi terbarukan lebih tinggi ketimbang antusiasme para pelaku sektor tersebut.
Kini, banyak dana yang berbentuk terbuka (open-ended), yang dianggap hampir setara dengan IPO pasar modal karena dapat langsung dijual. ”Mereka juga tertarik terhadap potensi imbal hasil dividen jangka panjang sehingga menjadikan struktur dana ini semakin menarik,” ujarnya dalam diskusi bertajuk ”Indonesia Economic & Strategic Update 2025: Navigating Uncertainties in a Borderless Era” di Jakarta, Rabu (14/5). Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo menyampaikan, saat ini telah terdapat berbagai proyek energi baru dan terbarukan yang siap ditawarkan oleh Indonesia dan membutuhkan kerja sama pendanaan dari pemerintah dan swasta. ”Secara sederhana, Danantara bisa dikatakan berfungsi sebagai semacam ’asuransi’, yakni memberikan jaminan agar sebuah proyek dapat berjalan dan mendorong peran serta pemerintah dalam proyek tersebut,” ujarnya. (Yoga)
Bersihkan Praktik Premanisme Investasi
Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan berat dalam upaya menggenjot investasi, baik akibat ketidakpastian ekonomi global maupun persoalan internal, salah satunya adalah premanisme dalam investasi yang mencoreng citra nasional. Kasus terbaru yang menimpa proyek pembangunan pabrik kimia CA-EDC milik PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) di Cilegon menunjukkan bagaimana oknum dari ormas dan pelaku usaha lokal, bahkan diduga mengatasnamakan Kadin Cilegon, berupaya meminta jatah proyek.
Kadin Pusat, melalui pembentukan tim investigasi khusus, menunjukkan sikap tegas dalam menangani kasus ini. Ketua Kadin berkomitmen memberikan sanksi kelembagaan kepada pihak yang terbukti melanggar. Polda Banten turut ambil bagian dalam penyelidikan, menandakan bahwa pemerintah tak tinggal diam. Kendati Kadin Cilegon mengklarifikasi bahwa masalah dipicu oleh miskomunikasi, kasus ini tetap mencoreng investasi, terlebih proyek tersebut termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres No. 12 Tahun 2025.
Premanisme semacam ini bukan hal baru dan telah sering mengganggu proyek-proyek investasi di berbagai daerah. Padahal, akselerasi investasi sangat krusial untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang saat ini melambat. Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi kuartal I/2025 hanya tumbuh 15,9%, melambat dibandingkan pertumbuhan 22,1% pada kuartal I/2024.
Sebagai langkah strategis, pemerintah membentuk Satuan Tugas Terpadu Penanganan Premanisme dan Ormas, yang diharapkan mampu menciptakan stabilitas dan kepastian hukum bagi investor. Tokoh dan lembaga penentu kebijakan diharapkan mengawal satgas ini agar bertindak cepat, tegas, dan independen, demi menciptakan iklim investasi yang sehat dan kondusif. Jika tidak segera ditangani dengan serius dan menyeluruh, premanisme akan terus menjadi penghalang utama bagi pertumbuhan investasi dan ekonomi nasional.
Dana Asing Tak Kunjung Deras Masuk
Investor Kembali Memburu Aset Berisiko
Presiden Donald Trump Memulai Lawatannya ke Negara-Negara di Kawasan Teluk
Pilihan Editor
-
Alarm Inflasi Mengancam Sektor Retail
11 Oct 2022








